wahanaindonews.com, Batam – Komisi III DPRD Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), melalukan inspeksi mendadak (Sidak) ke PT Moya selaku penyedia layanan air bersih di Kota Batam, Senin, 24 Oktober 2022 kemarin.
Dalam sidak yang dilakukan, didapati beberapa hal yang jadi perhatian dewan. Diantaranya yakni kemampuan produksi air yang terbatas sampai kepada kecemburuan sosial masyarakat ke sektor industri di kawasan Tanjunguncang.
Sekretaris Komisi III DPRD Batam, Muhammad Rudi menyebut, kecemburuan mayarakat kepada industri terjadi karena semata-mata persoalan kelancaran suplai air bersih.
“Di industri lancar, sementara masyarakat tak lancar. Nah, tentu ini jadi kecemburuan sosial,” ujarnya saat ditemui, Selasa, 25 Oktober 2022.
Ia melanjutkan, pertumbuhan penduduk dan industri semakin banyak. Sementara PT Moya yang kini berubah nama menjadi PT Air Batam Hulu dan Air Batam Hilir (Abu Abhi), tak memperhitungkan kebutuhan air yang semakin meningkat.
“Kami harap BP Batam dan Moya untuk menyelesaikan masalah itu sesegera mungkin,” pinta Rudi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Komisi III DPRD Batam, Arlon Veristo. Dia menekankan pelayanan bagaimana bisa disempurnakan terutama di Tanjunguncang.
“Kami menekankan pelayanan di Perumahan Barelang, Putra Jaya, Yose dan Bumi Pesona untuk disempurnakan. Di daerah tersebut airnya mati total. Itu perlu perhatian khusus,” katanya.
Untuk mengantisipasi agar masyarakat dapat menikmati air bersih, pihaknya menyarankan PT Moya untuk mensuplai air lewat tanki ke seluruh daerah yang membutuhkan sampai pelayanan pulih kembali.
“Moya menyampaikan terbatas kemampuan produksi air, sementara air baku banyak. Memang kita tahu akan hal itu, air itu diolah kemudian baru disuplai. Kapasitas Moya sudah maksimal makanya terbatas. Untuk itu, kami juga minta 9 tanki untuk menyuplai air ke daerah Tanjunguncang,” pungkas Arlon.
Editor: SR
Komentar